Wednesday, April 10, 2013

Pertaruhan sebuah Keyakinan - 2

Continue ...






Bb ku berbunyi, bbm, hmm dari Jasmine rupanya. Kenapa gerangan. Oh aku lupa katakan bahwa semenjak pertemuan di pesta ulang tahun, kami  telah mulai "sedikit" berkomunikasi. Tepatnya berbasa basi. 

Jasmine "Mom, aku respek sama perhatian para sahabat kepada ku. Tapi aku mohon kiranya para sahabat memberikan aku dan Sammy kesempatan untuk bisa mewujudkan rencana-rencana kami" 

Aku :"Kenapa rupanya" 
Jasmine : "Bu Yanti, japri, soal profile picture dan nasehatin aku panjang lebar" 
Aku : "Lalu?" 
Jasmine : "Yah aku mengerti apa yang disampaikan tapi aku memang sedang berproses belajar mempelajari sebuah ajaran lain" 

Aku terbatuk-batuk. Entah tersedak apa. Kemudian aku mengambil posisi duduk yang lebih nyaman karena aku tahu percakapan ini bakal lama.  Satu jam lebih kami bbm an. 

Intinya. 

Aku terkejut karena aku salah duga. Aku berfikir profile picture itu hanya untuk menarik perhatian Sammy. Pada waktu itu  Asri bersama Sammy dan Jasmine harus rela jauh-jauh dari Sammy.

Ternyata dari percakapan tadi, Jasmine berterus terang bahwa dia sedang mempelajari ajaran agama lain. Dia telah lama mengikuti kebaktian hari Minggu bersama Sammy. O o o. Jadi Jasmine serius. 

Aku mengingat kembali jalan perkawinan ku. Ex hubby bukan muslim. Setiap hari Natal, atau perayaan hari besar nya aku dan anak-anak, mendampingi dia ke gereja. Sebagai rasa saling menghormati. Aku tidak keberatan datang ke Gereja dan mengikuti misa/upacara. Kami saling mendukung, lebaran, natal semua bergembira ria. 

Tapi nurani ku tidak tergoyahkan seolah ada perisai di hatiku simpel saja karena memang aku tumbuh di lingkungan muslim yang kental jadi memang tidak pernah terbawa oleh suasana atau apapun.  

Apakah ini berarti imanku sudah cukup lumayan sebagai seorang muslim? Nggak juga. Sewaktu kecil aku belajar dari teman bermain. Setiap sore di kompleks ada pengajian karena semua teman ikut mengaji, aku ikut juga mengaji. Sewaktu ramadhan kami jalan-jalah seusai sahur dan tarawih di mesjid kompleks. Aku sempat juga ikut belajar di sebuah madrasah kelas sore. Hanya beberapa bulan.

Aku sih tetap mengklasifikasikan aku sebagai  muslim abal-abal, bisa ngaji, sholat, puasa, tapi belum full menjalankan ajaranNYA. Soal Puasa, boleh dijamin nggak pernah bolong tapi sholat harian masih bolong-bolong, ngaji masih belum belajar tawjid dan masih belum melagu, mengerti kaidah-kaidah utama, gitu deh.  

Begitu berbeda dengan Jasmine. Tidak pernah tinggal sholat 5 waktu. Semua orang tau Jasmine adalah seorang muslim yang taat. Sewaktu bersama Ardhie, mereka selalu mengadakan pengajian dirumahnya sebulan sekali. Perkataan nya pun selalu merujuk pada ajaran muslim. Aku ingat kenangan manis di beberapa bulan Ramadhan, sewaktu kami masih berkantor di Cikini. Hampir setiap malam kami tarawih bersama di masjid-masjid sekitar Menteng. Di awali dengan berbuka puasa jajanan di depan masjid Sunda Kelapa atau Menteng, kemudian dilanjuta sholat tarawih bersama. Sungguh suatu kenangan rohani yang manis. Pendeknya label Jasmine adalah perempuan muslimah sejati. 

Sekarang kamu taukan kenapa aku sesak nafas dan berkali kali batuk2?

Kenapa tiba-tiba Jasmine bisa dengan santai memutuskan untuk mempelajari ajaran lain. Katanya "Sammy tidak pernah memaksaku. Tapi Sammy memang mengajak aku mengikuti kebaktian Minggu. Entah kenapa, emosiku bisa terbawa sewaktu mendengarkan khotbah disana. Merasuk kedalam jiwaku.  Aku bisa menangis tersedu-sedu mendengarkan khotbah mereka. Aku merasa doa-doa itu mengisi jiwaku yang sedang galau, seolah memberikan aku kekuatan. Semua unek-unek yang menyesaki hatiku aku keluarkan. Sepulang dari sana aku merasa lega dan segala nya menjadi ringan. Yang aneh aku selalu rindu hari Minggu" 

Aku merinding membaca messagenya. "My God, what happened?" "Apakah ini jalan yang engkau berikan kepada Jasmine?" aku bingung se bingung bingungnya. 

Aku memang tidak fanatik tapi aku tidak pernah terfikirkan untuk mempelajari ajaran lain. Simple, karena aku adalah seorang muslim. Rasanya tidak akan terjadi ever! aku berniat mempelajari ajaran lain atau berfikir setitik pun untuk berpindah keyakinan. Apapun yang terjadi dalam hidupku. 

Kenapa Jasmine bisa? Aku tidak berhak melarang dia. Agama adalah sesuatu yang sangat personal dan individu. Aku katakan pada Jasmine. Silahkan untuk mempelajari. Apakah ada larangan? Tentunya ada  larangan, aku yakin itu. Tapi aku tidak membahas itu. 

Keyakinan atau agama adalah sesuatu yang kita percaya mampu mengisi kekosongan jiwa dengan sesuatu yang tidak bisa kita gambarka dengan kata-kata, sulit untuk dilukiskan. Ada kekuatan yang kita rasakan diluar kekuatan manusia. Kalau hati nurani kita memanggil. merasakan kekuatannya merasuk kedalam, menemukan apa yang selama ini kita cari, dan memberikan jawaban inilah yang paling tepat memberi petunjuk kepada ku dalam menjalani kehidupan ini. Mungkin Jasmine atau siapapun patut untuk mempertimbangkan lebih jauh. 

Tapi apakah proses ini yang dialami oleh Jasmine? Bahwa alasan diatas adalah alasannya? Who knows? Yang kita tau, Sammy bukan lelaki muslim. Untuk menikah di negara ini harus beragama sama. Yang paling jelas, Jasmine terbutakan oleh cintanya kepada Sammy. Seandainya Sammy ingin dia melompat dari menara BNI, aku yakin Jasmine akan melakukannya dengan senang hati. 

Aku tidak sanggup membayangkan bahwa Sammy adalah alasan Jasmine untuk mempertaruhkan keyakinannya sebagai seorang muslim. Aku melihat apa yang Jasmine lakukan terhadap Sammy dan istrinya adalah sesuatu yang salah. Berdosa katanya. Terlebih lagi aku merasa malu karena hal itu  sungguh merendahkan harga dirinya sebagai perempuan. 

Kemudian kalau benar Jasmine berganti keyakinan. Aku hanya bisa mendoakan bahwa Alloh mengampuni dia. Memberikan dia yang terbaik. Sebagai seorang muslim aku percaya Alloh itu satu. Tapi sebagai seorang manusia yang hidup didunia dengan berbagai ajaran, aku tetap yakin, Alloh, Tuhan, Sang Hyang Widi, adalah Satu. Secara logikaku aku meyakini bahwa impossible Tuhan itu ada lima atau lebih dengan Tuhan yang berbeda setiap ajarannya. 

Hanya... 

Rasanya mengerikan membayangkan seseorang bisa dengan mudahnya memanipulasi agama untuk kepentingan diri sendiri. Aku berdoa Jasmine bukan salah satu umatNYA yang seperti itu.  

After all kita adalah manusia biasa. Penilaian dan pandangan kita tentang ajaranNYA terkadang di kaburkan oleh manusia juga. Aku percaya Alloh punya nilai sendiri yang kita tidak pernah tahu.

April, 2013






Tuesday, April 9, 2013

Pertaruhan sebuah Keyakinan - 1

(Lagi-lagi cerita tentang Jasmine)


What a shocking news!

Blackberry ku tiba-tiba berdering, nama "Yanti" muncul di screen. "Mommy?" suaranya seperti baru saja kecopetan di Tanah Abang. "Speaking, kenapa Yan" jawabku sedikit cemas "Baca BBM doong penting". Telpon langsung ditutup diseberang sana. Heh? Whats up? Buru-buru aku ke grup BBM  takut ada emergency darurat. Memang ada chat mengenai si Vera yang sakit dan dirawat di rumah sakit Mitra tapi itu kemarin dan semua orang sudah tau. Takut ada berita buruk, aku terus menggulirkan track pad mencari chatting paling akhir. Eh? Nothing.

Terlihat sebuah request Yanti asked you to join the conference, "accept". Ternyata di ruang conference sudah ada Nita, Keke, Ria, Ratna, plus aku dan Yanti. Track button is scrolling to the top of the chat.

"Ai ai Jasmine memasang kalung salib di profile picture nya" Yanti memulai.
Nita menyambung "Yaaaaa, gue udah bilang suruh ganti karena akan menjadi pertanyaan banyak orang, tapi dia menolak" "Kenapa dengan Jasmine sih?" Ratna menimpali. Chatting berlangsung cukup lama. Biasa awal muasal topik adalah adanya kalung salib di profile picturenya. Sedangkan seluruh dunia tahu she is the most religious girl in our group. Geger dunia persilatan. Kemudian percakapan bergulir lebih jauh. Tepatnya kami membicarakan Jasmine dibelakang punggungnya.

"Aku nggak percaya Jasmine bisa melakukan itu. Dia belum pindah agama kan?" lagi Yanti mengutarakan kecemasannya.

Aku : Hmm I doubt it, tapi aku yakin dia akan melakukannya kalau Sammy memintanya
Yanti : Pastinya lah. Sampe kapan Jasmine akan seperti itu. Dibutakan oleh Sammy karena kehebatan Sammy di tempat tidur. Menjijikkan.
Ratna : Yah kita harus maklum ladies, Jasmine terlantar di area itu sudah cukup lama, jadi kemungkinan terbius sangat mungkin. We just need to understand her.
Nita : Asli Jasmine, gue bete banget, bener-bener gila tuh anak ya.
Aku : Cape nggak siih ngeliatin dia?. Kalian tau kan kalo Sammy balik sama bininya? dan Jasmine nekad nempelin Sammy
Ratna : Mommy jangan gossip dong. Tapi kalo memang iya, Jasmine hanya butuh waktu untuk kemudian meninggalkan Sammy.
Aku : Maksud loe?

Bla bla bla.....

Setelah aku meng eliminasi Jasmine dari daftar my BBF, hampir 6 bulan lalu, aku tidak berkomunikasi dengan Jasmine. Pertama silahkan baca episode "Get lost Jasmine", kedua, memang nggak ada kebutuhan ngobrol sama dia.

Seminggu lalu ketemu Jasmine dalam sebuah pesta ulang tahun. Herannya dia masih menceritakan hubungannnya dengan Sammy. Aku menanggapi dingin tapi tidak ketika mendengar ceritanya Sammy  dipaksa menikah secara adat dengan istrinya. Perjelas ya DIPAKSA.

Sesungguhnya I don't buy it. Aku belum pernah bertemu Sammy but I don't know I don't trust him. I got the feeling that this guy won't ever divorced Asri, istrinya. Menurut gue siih.

Intinya hubungan Jasmine dengan Sammy terancam no future karena Sammy tidak bisa segera menikahi Jasmine. Kali ini aku melongo se melongo longo nya. Another bullshit and si stupid Jasmine bought the story.

Ok?

Minggu ini istrinya ke Jakarta. Setelah hampir setahun pulang ke rumah orangtuanya di Jawa Tengah. Jasmine langsung muntah-muntah nerves mendengar rencana itu dan yes, di Jakarta Asri kembali tinggal dirumah mereka di Kemang ( baca: dimana Jasmine dan Sammy juga tinggal sewaktu Asri tidak ada). Jasmine devastated tapi kekeuh nempelin Sammy.

"Are you crazy Jasmine?" I asked her
"Aku dah terlalu banyak berkorban buat dia Mom"
"But this relationship doesn't make sense! in what position are you in their married life?"
"Yang penting usaha" hek, aku tersedak bola billyard. Sesak nafas.
Jasmine doesn't need a reason "I love him so much".

Percaya ato nggak, intinya Jasmine rela untuk "dimadu" kalau kawin, "jadi simpenan" kalo nggak dikawin atau "pengganggu rumah tangga orang?" kalo nggak dua-duanya. Dia bilang dia terima dicap apapun. Intinya "Jasmine didn't give a f**k"

@##?????&**   (speechless) hening sejenak .. gubrak!!

(to be continued)




Monday, March 18, 2013

My Little Juga









Insatiable lyrics

Songwriters: Afanasieff, Walter; Hayes, Darren Stanley;

When moonlight crawls along the street
Chasing away the summer heat
Footsteps outside, somewhere below
The world revolves, I've let it go

We build our Church above the street
We practiced love between these sheets
The candy sweetness scent of you
It bathes my skin, I'm stained of you

And all I have to do is hold you
There's a racing within my heart
And I am barely touching you

Turn the lights down low
Take it off, let me show
My love for you insatiable
Turn me on, never stop
Wanna taste every drop
My love for you insatiable
The moonlight plays upon your skin
A kiss that lingers takes me in
I fall asleep inside of you
There are no words, there's only truth

Breathe in breathe out, there is no sound
We move together up and down
We levitate our bodies soar
Our feet don't even touch the floor

But nobody knows you like I do
'Cause the world may not understand
That I grow stronger in your hands

Turn the lights down low
Take it off, let me show
My love for you insatiable
Turn me on, never stop
Wanna taste every drop
My love for you insatiable


Baby, oh yeah
We never sleep, we're always holding hands
Kissing for hours talking and making plans
I feel like a better man, just being in the same room
We never sleep, there's just so much to do
So much to say can't close my eyes when I'm with you
Insatiable the way I'm loving you, oh baby, yeah

Turn the lights down low
Take it off, let me show
My love for you insatiable
Turn me on, never stop
Wanna taste every drop
My love for you insatiable

Oh baby, when I'm looking in your eyes
Insatiable, that we ain't loving you
Ohh, looking at you insatiable, insatiable
For you insatiable for you insatiable
Love for you insatiable
Love for you insatiable
Love for you insatiable
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mengingat my Little Juga adalah hal yang paling kuhindari. Kenangan ku dengan my Little Juga adalah indah sekaligus menyakitkan. Indah karena my Little Juga membawa aku kembali merasakan bagaimana merasa dihargai, mencintai dan di cintai. Menyakitkan karena kita bertemu dalam situasi yang tidak pas dan harus berpisah karena aku memutuskan untuk berjuang sendiri di Indonesia. 

Little Juga begitulah dia menyebut dirinya buat aku. Aku sendiri tidak ingat darimana datangnya JUGA? Pertemuan dan hubungan ku dengan my Little Juga boleh di bilang BLESSING IN DISGUISE. LJ adalah seorang laki-laki dari negara Kangguru yang datang untuk menyelamatkan aku dari kehancuran sebagai manusia yang bermartabat (jangan baca PEREMPUAN). Dia menarik tanganku dengan sangat kencang dengan kelembutan hatinya untuk keluar dan berani berjuang melawan kehidupan perkawinan yang penuh dengan siksaan psikis dan emosi. 

Dia membukakan mataku bagaimana seharusnya sebuah hubungan yang sehat dengan perlakuannya terhadap aku. Kemudian aku jatuh cinta kepada LJ dan aku masih dalam ikatan perkawinan secara surat. Walaupun kenyataannya  ikatan dan cintaku hancur bersamaan dengan pukulan demi pukulan baik di tubuh maupun di hatiku. 

Disguise adalah aku lari dengan my Guardian Angel dan tidak kembali lagi karena tidak punya pilihan lain. Lari atau mati. Cuma itu pilihan ku saat itu. 

Kemudian LJ memperkenalkan aku bagaimana seharusnya hubungan antara pria dan wanita yang saling mencintai, disitu ada rasa saling menghargai, menghormati kebebasan pribadi, equal, lembut dan compromise. Sebuah pertanyaan sederhana yang masih kuingat sampai sekarang setelah 12 tahun adalah "what do you want honey?". Sederhana tapi mengagetkan buat aku, seorang istri yang tidak pernah di berikan kesempatan untuk memilih atau menyatakan kehendak nya. 

Sambil mendengarkan lagu Darren Hayes dan menyenandungkan liriknya, aku merasa kembali di masa lalu dimana aku dan Juga saling bergandeng tangan dan memberikan perasaan terindah yang berterbangan di udara. Aku tidak dapat melupakan indahnya saat-saat itu karena aku tidak pernah lagi merasakan perasaaan yang sama lagi. Sayangnya Tuhan membuatkan skenario lain buat aku dan LJ.

Kami harus berpisah, LJ berusaha untuk merencanakan masa depan kami disana, tapi aku memutuskan untuk menetap di Jakarta, masa depan ku dan masa depan anak-anak ku ada di tanganku. 

Setelah menghabiskan bergalon-galon airmata dan bertanya tanya pada Tuhan kenapa kami harus berpisah. Tuhan memberikan aku jawabannya sekarang. 

Kepergian my Guardian Angel tidak membuat aku menyerah pada keadaan ku atau pun kembali pada kehidupan perkawinan ku yang sudah carut marut. LJ memberikan aku kepercayaan diri dan kekuatan untuk bisa berjuang melawan kekerasan yang aku rasakan selama ini. LJ memberikan aku pengertian bahwa KEKERASAN itu adalah KEJAHATAN. Aku tidak lagi takut berada di bawah ancaman dan ketidak berdayaan permanent. 

Kami memang tidak dapat bersatu. Itu sudah 12 tahun yang lalu. 

Kadang-kadang aku berfikir siapa LJ sebenarnya? Dia seperti malaikat yang dikirimkan oleh Tuhan untuk menyelamatkan aku. Dia adalah malaikat yang datang menjawab doa dan tangisku di malam hari memohon kepada Tuhan untuk membawa aku keluar dari situasi itu.


Dia datang sebentar saja untuk kemudian pergi. Kedatangannya menjadikan aku yang sekarang, yang sudah terlepas dari masa lalu yang gelap, dia menyelamatkan hidupku hingga aku dapat mendukung anak-anakku menuju masa depan mereka. 

Tapi LJ telah membawa lari hatiku dan emosi jiwaku dan disimpannya di box emas yang kami buang kuncinya di lautan cinta. Sehingga aku tidak akan pernah lagi merasakan perasaan seindah perasaan ku kepadanya karena perasaan ku padanya seperti lagu ini persis. 

My love for My Little Juga insatiable. Ever. 






Sunday, January 27, 2013

Sahabat Sejati...




Kalau sekarang loe punya lebih dari 500 teman di FB, punya 20 grup di BB mu, punya 300 contact BB dan 1000 contact person in your phone book plus sejuta koneksi via sosial media, gue advise lebih baik di review lagi...   

Kenapa?

Karena selain gue yakin  nggak ada satupun yang masuk ke kategori sahabat sejati seperti quotes tentang persahabatan menuliskan, mereka juga nggak worth it loe panggil "Teman/Sahabat"

Sahabat sejati selalu mendengarkan, tidak mengharapkan balasan (iklas), selalu ada dikala teman membutuhkan bantuan dan tidak pamrih (tulus), berkata jujur, tidak menghakimi, mendukung teman, mengantarkannya ke arah impian temannya, bla bla bla.. 

Ada nggak? Not being negative but I bet you don’t have it. Being honest, gue sendiri mulai me review arti pertemanan gue dengan sejuta teman dan sedikit sahabat. 

Sahabat menurut gue levelnya lebih tinggi dari temen. Standard sahabat buat gue adalah: 

  1. Setidaknya teman menghargai apa yang telah kita lakukan kepada mereka dikala mereka dalam suka dan duka. Teman juga melakukan paling tidak hal yang sama dikala kita membutuhkan bantuan mereka. Bukan artinya nggak tulus dan iklas tapi take and give lah. 
  2. Paling nggak udah lebih dari 5 tahun gue tau mereka.
  3. Mereka menghargai  kita apa adanya. Apapun hidup kita.
  4. Jujur didepan kita dan nggak ngomongin kejelekan kita di belakang kita. 
  5. Teman memberikan waktu nya untuk tatap muka biar Cuma 5 menit, baik buat lunch, ngopi, undangan, lebih lebih ada undangan penting. Paling nggak nunjukkin effortnya bahwa pertemanan mereka berharga.
  6. Sahabat harus komit. Apapun itu kalau sudah komit dan janji, harus ditepati kecuali ada banjir bandang, gempa bumi atau keluarga sakit. Gue ngertilah.
  7. Teman nggak penuh dengan exuses, yang berkedok insya allah sebagai excusenya, yang bilang “sorry tiba-tiba ini itu ini itu bla bla” 
Lagi lagi gue tanya sama loe. Ada nggak dari sejuta temen loe yang memenuhi standard diatas? Bukan seudzon tapi gue yakin kalo loe pikir bener-bener, jawabannya “NO”.

Gue tanya balik ke loe, loe sendiri apakah loe memenuhi standard diatas? Jujur loo...  Gue yakin jawaban kalian “Nggak juga siiih soalnya kan bla bla” nah loe masuk di no 7 tuh kebanyakan excuses. 

Kalo loe tanya gue? Gue lakukan itu semua buat sahabat gue. Gue berani taruhan hahahaha... Gue punya banyak teman dari kalangan bawah sampai atas, dari office staff sampai temen hang out, dari temen sendiri atau temen dari temennya temen karena gue dengan yakin selalu menyediakan my shoulder for them to cry on, my ear to listen and my time to support them, advice them and always try my best effort to give them my time dan nggak pernah ada diskriminasi.. 

Gue pernah memimpikan punya gang cewek yang nilai persahabatannya sangat tinggi, seperti di Sex and The City. Di film memang Samantha cs digambarkan sebagai wanita single, independent, open mind baik dalam hal relationship dan sex,  punya karir yang bagus plus gaya hidup yang top deh. Gue ngerti kultur Amerika dan Indonesia bedalah, gue juga nggak ngarepin 100% persis mereka. Yang gue jealousin adalah soal “waktu” yang diberikan oleh mereka untuk mendukung, mendengarkan dan always there anytime anywhere terutama kalau salah satu dari mereka lagi lonely, have problem atau bete. Mereka bisa dan selalu menyempatkan diri untuk chatting, having fun, travelling, shopping atau hanya sekedar ngopi bareng. Gue sirik karena mereka tahu betul bahwa pertemanan itu perlu exist face to face, perlu touch, perlu hug, perlu holding hand in the real world. Bukan hug di bb bukan cry di bb bukan hanya turut berduka cita di bb... 

Tahun 2013 ini gue nengok ke belakang dan me review kisah persahabatan gue. Ternyata gue menemukan bahwa persahabatan gue banyak yang nggak worth it and not meet with my criteria dan nggak ada yang “give” as my standard.

  • Temen gue yang gue anggap sahabat gue dikala susah dan senang selama 12 tahun, 24/7 nonstop, tiba-tiba tanpa sebab suka menyerang gue dengan kata-kata terburuk yang dia punyai dan membukakan mata gue dengan pernyataannya tentang kehidupan pribadi gue. Gue sendiri terbengong-bengong. Was she really my best friend?". Gue berfikir keras dan menyimpulkan bahwa selama 12 tahun gue lah yang selalu give selalu nurutin kemauan dia, selalu tolerant dan selalu stand by for her, gue terbangun dari arti persahabatan gue dan dia. Ternyata dia bukan sahabat gue. 
  • Temen gue yang udah gue anggap anak gue sendiri karena usinya 16 tahun dibawah gue, juga terpaksa gue delete dari daftar sahabat gue. Bukan, bukan karena dia selingkuh dan menceraikan suaminya yang temen gue juga, tapi karena dia juga tiba-tiba nyontek kehidupan gue untuk melegalkan perselingkuhannya plus ngomongin gue dibelakang gue.  Gue pikir, well, she doesn’t understand what friends are all about, so I delete her from my life. Gue sediakan waktu gue, telinga gue, bahu gue, support dia dikala dia sendirian, support dia buat perpanjang kontrak kerjanya, eh air susu dibalas air tuba! Well, what do you think? I don’t need that kind of person in my life. 
  • Beberapa temen yang deket banget kalo keliatan mata tapi begitu nggak keliatan mata alias cabut kemana kek, ilang ditelen bumi. Not even one word to say “Hi”. Eh nongol-nongol di wall FB “minta tolong dong.. ini itu ini itu”. Jawaban gue Cuma satu klik “remove” 
  • Ada lagi sahabat hang out yang selalu run out of cash dan punya alasan untuk minta dibayarin duluan. Padahal jiaah gaya hidupnya bukan main, sepatu nya seratus biji dan semua bermerek, tapi buat bayar steak yang dia makan minta bayarin duluan dan bayarnya kurang. One day lewat FB kita sedikit berargument for what we have to do for our country. Disagreement kan biasa dong, teman sejati ngomong apa adanya. Tiba-tiba dia mendelete gue dari friend listnya di FB. Hahahaha, gue ampe ngakak dan bertanya “by the way what is the disadvantage of me not having you as a friend?”, malah benefit nya di gue. Nggak pernah lagi bete diutangin buat bayar minum dan makanan dia. Aneh aneh. 
Dulu gue selalu berusaha dengan ngotot untuk mengatur ketemuan at least sebulan sekali. Gue usahain penuh kalau perlu biaya gue. Itu pun tetep yang dateng 3 atau 4 orang saja, yang lain, ini lah itulah, c’mon udah cuman sebulan sekali, masih aja ada ini itu.  Lama-lama gue pikir, lah kenapa gue begitu ngototnya membangun rasa “kebersamaan” ini sendirian. It doesn’t work kan? Jadi sekarang.. well gue nggak lagi menyediakan waktu gue buat temen yang rasanya nggak berasa “mesti berkorban” sedikit untuk membangun sebuah persahabatan. 

Dulu juga gue selalu mengesampingkan kepentingan gue (personal) untuk kepentingan temen-temen gue. Kalau mau travelling gue bisa menunda kepergian gue just for the shake of meeting my friends first. Kalau travelling gue selalu beli oleh-oleh at least buat grup gue. Nggak pernah absen. Gue selalu mendukung siapapun yang jualan untuk beli dagangan mereka, butuh nggak butuh. Gue pernah berantem berat sama cowok gue cuma karena gue selalu put dia di nomor 2 after my friends.

Kemudian.... 

Ada nggak yang ngerasa bahwa itu adalah effort dari seorang teman/sahabat untuk saling mendukung? Nggak tuh. Gue merasa kesininya kok mereka berasa “kewajiban” gue lah untuk “memberi” heleeh, capee deeeh... 

Sekarang mungkin list sahabat/temen gue lebih sedikit tapi yang sedikit adalah temen/sahabat gue yang memenuhi standard gue, yang nggak ngerugiin gue secara materil ataupun emosional. Sahabat gue yang selalu hadir kalau di undang dan selalu ada waktu untuk ketemuan walo Cuma 5 menit. Sahabat yang tidak hanya selalu take tapi juga give. Sahabat yang nggak Cuma ngobrol BBM an di grup tanpa pernah kasih effort buat face to face. 

Waktunya untuk move on dan nge cek lagi siapa yang worth it untuk di masuk in sub folder “close friend”...

Bagaimana dengan loe??

Gue nggak pernah lupa quote dari film Arisan II tentang Sahabat Sejati...
"Teman datang dan pergi, Sahabat Sejati tinggal di hati"

Original written by Dewi 

Note
Dengan tidak mengurangi rasa hormat gue kepada sahabat-sahabat gue.

About Me

My photo
I am ME In all the world there is No one else exactly like me There are persons who have Parts like me, but no one who Adds me up exactly like me Therefore, everything that comes out of me is authentically MINE because I alone chose it “Virginia Satir”