Monday, April 23, 2012

Aku Tidak Akan Melepaskan mu





Andy datang ketempat duduk ku dengan muka merah padam menahan marah, langsung duduk dihadapanku dan menatapku dengan sinar mata marah. Aku terkejut juga sih tapi aku tidak memperlihatkannya. Pasti tentang Jasmine, aku tahu mereka sedang ada masalah rumah tangga. 



Dia tidak langsung berbicara mengatur emosi dan nafasnya. Aku meneruskan pekerjaanku tanpa bertanya apapun. 


"Jasmine minta cerai dari aku" akhirnya... Aku mendongak dari kertas yang aku baca, mencoba mencerna apa yang dikatakannya, menatapnya. 


"Pendapat mu?" katanya lagi 
"Well, aku sungguh tidak punya pendapat. Aku adalah sahabatmu sekaligus sahabat Jasmine tapi cuma sebatas itu. Persoalan rumah tanggamu hanya kamu dan Jasmine yang tau dan yang dapat memecahkan persoalan itu" kataku jujur. 


"Aku tidak akan menceraikan dia, titik. Keputusanku tidak bisa ditawar tawar" katanya dengan nada meninggi. "Kalau kami bercerai, apa kata orang tua ku, bagaimana dengan anak-anak dan yang pasti ke enak an Jasmine yang bakal dengan bebas menikah lagi" katanya lagi, kali ini pelan takut terdengar staffku. 


"Yah begitulah seharusnya" "Pertahankan perkawinanmu selagi kamu yakin bahwa Jasmine juga punya keinginan yang sama"  "Bagaimana jika Jasmine tidak punya keinginan yang sama dan tetap ingin bercerai?" Andy menatapku tajam, tak suka dengan pertanyaanku.


"Apapun akan kulakukan untuk mempertahankan perkawinan ini" katanya tegas. 
"Ok fair enough, kamu yakin hal itu akan membuat hidupmu bahagia juga?" kataku lagi. Andy terdiam terlihat terkejut dengan pertanyaan ku dan menjawab bimbang "Of course"  dan berlalu meninggalkan ruangan ku. 


Andy, Rama, Anton dan beberapa teman laki-laki ku yang sedang menghadapi "gugatan cerai" dari para istri mereka memberikan respons yang sama persis. “Tidak. Saya tidak akan menceraikan istri saya, titik. Tidak bisa ditawar-tawar” 


Disatu sisi aku salut atas keyakinan dan keinginan kuat  para suami untuk mempertahankan perkawinan mereka tapi disisi lain aku melihat bahwa ini penolakan ini lebih behubungan dengan ego dan harga diri mereka sebagai laki-laki. Digugat istri? suami macam apa aku?


Dikutip dari Kapanlagi.com - Fenomena ribuan istri di Jakarta Selatan menggugat cerai suaminnya membuat kaum pria cemas akan masa depan keluarganya.
"Tidak ada ceritanya laki-laki kalah sama wanita. (Fenomena) itu tidak benar," kata Dhuha (46) Warga Jalan Pramuka, Jakarta Pusat, Jumat.
"Saya menolak hal ini (fenomena Istri ceraikan suami -red), ini dimurkai Allah karena hal ini akan merusak masa depan keluarga," kata laki-laki yang bekerja di biro Konsultan Pajak Jakarta Selatan.
Rian (25) yang telah melaksanakan sidang pertama gugatan cerai mengaku agak cemas, meskipun selama perkawinannya belum mendapatkan anak.
"Kurang tepat, ya. Saya agak miris juga dan masih cinta sama istri saya," kata laki-laki yang datang bersama istrinya, Wati (23).
Dia menuturkan sebagai keluarga muda mereka memang sering bertengkar. "Namun itu kan wajar, mungkin dia sudah bosan dengan pertengkaran tersebut," dstnya


Jauh sebelum tahun 2005  perceraian seolah hak prerogative  laki-laki/suami. Hanya para laki-laki/suami yang pantas untuk menggugat cerai istri mereka walaupun dengan alasan yang sepele. 


Fenomena istri/perempuan menggugat cerai suami/laki –laki mulai ramai ketika sekitar tahun 2005 yang di pelopori para selebriti wanita "menggugat cerai" suami mereka. Mereka   menempatkan perempuan/istri sebagai penentu dalam meneruskan perkawinan mereka.  


Semenjak itu para perempuan yang juga adalah istri mulai berani menyuarakan ketidak bahagiaan mereka dengan mempergunakan hak mereka untuk menceraikan pasangannya. 


Menurut pandanganku, fenomena ini sedikit banyak menyinggung harga diri dan ego laki-laki. Maaf aku tidak bermaksud generisme disini tapi sesuai dengan kutipan diatas itu pandangan ini adalah suatu fakta. 


Pertanyaan ku kepada Andy "Apakah dengan dengan memaksa Jasmine untuk bertahan didalam perkawinan mereka akan membuatnya bahagia" rupanya telak meninju egonya. 


Dalam UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 dikatakan 

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang  pria dan seorang wanita sebagai
suami istri  dengan tujuan membentuk  keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan 
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Sedangkan menurut aku perkawinan adalah menyatukan cinta dua orang manusia (sejenis atau berlainan jenis) dengan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh agama dan negara.  


Baca sekali lagi perkawinan harus dilakukan oleh dua orang, baca sekali lagi dua (2). Perkawinan milik dua (2) individu, milik ku dan milikmu, milik Jasmine dan milik Andy.  Bukan hanya milik MU dan bukan hanya milik ANDY. Perkawinan yang bahagia adalah hasil kerjasama yang baik dari pengolahan cinta dan kasih saying pelakunya. Sekali lagi oleh dua (2) individu. 


Andy, Rama, dan Andy berhak untuk meminta para istri mereka mempertimbangkan tuntutan mereka tapi pemaksaan  kepada individu  yang sudah tidak bersedia berkontribusi dan bekerja sama dalam membangun sebuah perkawinan yang sehat dan bahagia, bukanlah jalan keluar terbaik. 


Apa jadinya jika pemaksaan terus dilakukan? sebuah perkawinan yang timpang, carut marut, penuh dengan ketidak bahagiaan, pertengkaran dan angkara murka didalam waktu yang tidak terbatas, pengadilan yang bertele tele, panjang dan menghabiskan energi dan emosi hanya untuk memperlihatkan ego seorang laki-laki. 


Pemaksaan kehendak ini juga berlaku pada para perempuan yang memaksa para suami untuk tetap tinggal di dalam lingkaran perkawinan mereka. Trust me, it won’t work. 


Betul bahwa para laki-laki merasa jengah ketika semua mata memandang kearah mereka dan bertanya “Hei bro what are you doing till your wife divorced you?” kelaki-lakiannya tersentil, merasa gagal menjadi seorang seorang suami karena itu mereka merasa harus menunjukkan kepada dunia yang menurut aku, tidak membantu para perempuan/istri  tinggal atau kembali pada mereka. 


Lebih dalam lagi kita bicara soal cinta, kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi, kamu mau apa? Itu jawaban Jasmine kepada Andy. “Kamu akan mengurung ku di kamar agar aku  tetap tinggal bersama kamu? Memasung saya di rumah sehingga kamu tetap bisa melihat saya dirumah ini?” “Seandainya pun pengadilan menolak permohonan perceraian ku, apa yang harus aku lakukan? hidup bersama dengan orang yang sudah tidak aku cintai?" 


Aku juga mengatakan kepada Andy “Bahagia kah kamu dengan ketidak jelasan statusmu yang membuat kamu  sendiri tidak tahu harus melangkah sebagai raja tidak ber permaisuri atau sebagai seorang laki-laki single yang bebas melangkah mencari cinta yang lain untuk membangun kehidupan baru?” Betapa ruwetnya bukan?


Kita tidak bisa mempertahankan perkawinan sendirian, sepahit apapun tetap lebih baik kita memutuskan untuk menggariskan cerita perkawinan kita sampai disini dan segera memulai segala sesuatunya dengan jelas dan brand new. 


Ego sebagai laki-laki tidak akan membuat mu bahagia karena berdiri di persimpangan jalan. Let her go! Biarkan para perempuan/istri merasakan dan kemudian membandingkan kehidupan yang lain dengan kehidupan dengan mu sehingga penilaian itu menjadi suatu pelajaran berharga bagi mereka. 


Perceraian menyakitkan tapi lebih baik daripada hidup sebagai banci yang takut menghadapai kenyataaan bahwa perkawinan yang kita bangun sudah berantakan. Keberanian menghadapi kenyataan dan perceraian diambang pintu lebih gentleman dan dengan legowo merencanakan kehidupan baru jauh kedepan, melihat kepentingan keluarga dan anak-anak. 


“Ok I will let her go. Rasanya percuma kupaksa jasmine kembali. Anak-anak butuh suasana yang sehat dan aturan-aturan yang tegas. Aku akan mulai membicarakan dengan Jasmine bagaimana kami akan saling bertanggung jawab atas masa depan anak-anak. Kami akan pastikan bahwa anak-anak tidak akan pernah merasa kekurangan kasih saying kami berdua” kata Andy. 


Aku tersenyum “That is my friend. You are the winner of your ego! Perceraian ini memang berat buat kamu, aku tahu itu, tapi aku tahu mengalahkan ego sebagai laki-laki lebih sulit dan berat buat kamu” 



Thursday, April 5, 2012

I love you Mom…

Kisah liburan yang menakjubkan 









Enam hari di Bali dengan Ibu memberikan pengalaaman batin dan emosi yang luar biasa buat aku.


Lima tahun lalu adalah liburan ke luar kota yang terakhir, itupun dengan rombongan, kali ini hanya aku dan ibu saja, pasti bakal berbeda. 


Menjalani hari hari berdua menyadarkan ku bahwa begitu banyak hal-hal tentang ibu yang terlewatkan. Padahal boleh dibilang hampir setiap hari aku mengunjungi ibu. Rumahku hanya berjarak 10 KM dari rumah ibu. Status ku sebagai pengangguran elite membuat aku kaya waktu untuk menyambangi ibu di waktu jeda jadi supir anakku. 


Setiap hari pula aku masih melihat ibu  tidak berubah, banyak kegiatan dari olah raga, datang kawinan, melayat, pengajian atau arisan. Di hari padatnya ibu juga masih punya salon kecil yang dikelolanya setiap hari jadi boleh dibilang sibuk deh.  


22 tahun aku merasa tidak ada yang berubah dari Ibu, sehingga aku merasa bahwa ibu adalah orang yang sama sewaktu aku masih anak-anak.


Sewaktu di Bali Ibu dan aku tinggal di rumah dinas adik. Tujuan ke Bali nengok adik yang kurang sehat sekaligus jalan-jalan ke Bali (huh? agak tidak nyambung nih). Sayangnya waktu kami kesana adik kembali sakit, otomatis kami berdua (Ibu dan aku) mengurus adik dan kami lebih banyak menghabiskan waktu berdua saja.


Kebetulan kami disewakan mobil jadi kami bisa jalan-jalan keliling. Ibu ikut kemanapun aku pergi. Bahkan aku membawanya berkeliling karena salah jalan. Berkali kali ibu menguji kesabaranku atas komentarnya dan pendapatnya tentang arah dan jalan yang kupilih. Kadang-kadang aku hampir kehilangan kesabaran diantara kebingunang memilih jalan dan suara ibu yang terus berkomentar "aduh kenapa bisa salah lagi" "Ayo cepat putar disini, kalau memang salah jalan" "Tanya tuh sama tukang parkir" dll. Whoaa, sabar, sabar, aku sadar bahwa ibu semakin cerewet karena ibu sudah sepuh sehingga khawatir berlebihan. 


Sewaktu kami berjalan bersama aku tersadarkan bahwa ibu tidak lagi segesit dulu, jalannya pun pelan-pelan, naik turun mobil pun hati hati. Dulu aku selalu berada jauh didepannya sekarang aku harus berjalan disampingnya. Aku harus memegangi dia untuk untuk naik turun tangga atau eskalator. Ada banyak hal lain yang aku lihat bahwa kekuatan tubuh ibu menurun.


Bukan itu saja ternyata aku juga baru tahu kalau ibu takut suasana baru, rumah adik cukup besar dan terdiri dari 2 lantai. Setiap malam ibu  menunggu aku di ruang tamu karena ibu tidak berani tidur sendiri. Terpaksa aku harus rela tidur cukup sore karena aku nggak tega melihat dia tertidur di tempat duduk. 


Tapi ada yang tidak berubah dari ibu, ibu adalah perempuan polos yang ceplas ceplos. Seperti waktu jalan jalan di Kuta, "Wuih banyak bener bule disini ya, kok kaya bukan Bali" "Tuh semua pake celana pendek, bener kamu ya kalo ke Bali itu ya pake celana pendek" hehehe "Mom, Kuta gitu loo, isinya ya bule dan celana pendek"


"Lo itu bule dah tua gitu kok sama anak kecil to? itu pasti cuma penunjuk jalan kali ya?" Wadoh Mom, guide mah nggak ampe malem dan nggak pake acara pegangan tangan" ada-ada aja si Mommy. Katanya sih beliau sudah pernah ke Bali bolak balik, berarti tahun berapa ya itu dimana Bali belum banyak bule?? LOL.. 


Satu lagi yang tidak berubah ibu masih menerima banyak compliment betapa cantiknya ibu diusia yang sekarang. Aku bangga sekali. 


Dan Ibu tetaplah seorang ibu yang walaupun anaknya sudah berkeluarga, punya anak dan usinya sudah kepala 4, ibu masih mengurus anaknya seperti kita kecil. 


"Kita harus mampir loe belikan bubur ayam untuk adik" "Tapi tempat bubur ayam itu jauh lo kita harus muter lagi tuh kearah sana" "Ya sudah nggak apa2, adikmu kan nggak bisa makan selain bubur ayam" Ihhh... itu hanya salah satu saja. Ibu juga selalu bersih bersih, cuci baju, cuci piring, menyiapkan minum hangat untuk kami. 


Aku berkeberatan tapi aku tidak ingin mengecewakan dia karena dengan itu dia merasa perannya sungguh berarti didalam hidup anak-anaknya. She should not do that though but I believe she will do whatever for her children's happiness.


Aku bersyukur bahwa Ibu masih sehat. Ibu masih kuat berjalan jauh walaupun pelan-pelan. Ibu sehat saja walaupun Bali sungguh panas dan dia selalu mandi kerinat.


Aku tidak percaya bahwa fisik ibu berubah seiring dengan usianya. Aku menyangkal hal itu. Aku tidak mau ibu tua. Aku mau selalu jadi anak perempuan kecilnya. 


Walaupun tidak seorangpun dapat menahan jalannya usia tapi Ibu ku adalah wanita terhebat di dunia  dan akan seperti itu selamanya setua apapun.


Aku harap ibu kalian pun wanita hebat dengan karakter unik yang membuat kita makin mencintainya setiap hari.


Jangan sia-siakan waktu kalian bersama ibu karena waktu itu tidak akan pernah kembali.


Perjalanan ini merupakan perjalanan berharga yang mengingatkan ku untuk lebih banyak memperhatikannya, menghabiskan banyak waktu selagi aku bisa dan memberikan kebahagiaan buat dia. Aku belajar untuk lebih bersabar, berjalan selalu disisinya, mengemukakan apa maunya, dan lebih mengasihinya. Aku rasa ibu juga lebih mengenal aku yang sekarang.




I love you Mom. Forever.

Tuesday, April 3, 2012

12 Tahun



Kita bersahabat
Kata orang kita adalah soul mate
Kita bisa berbincang tentang apa saja dari subuh hinga subuh lagi
Tentang apa saja

Kita selalu bersama dimanapun

Aku selalu menemanimu
Aku selalu mengikuti apa maumu
Aku selalu berada di antara crowd mu
Aku selalu berada ditempat hang out mu
Aku selalu mengerti tentang sifat mu yang unik
Aku selalu mengalah dan mengikuti mau

Aku
Aku
Aku

Sampai kemudian kamu menghakimi hidupku
Sampai kemudian kamu memojokkanku tanpa sebab
Sampai kemudian kamu bersikap sangat sinis dan negatif

Aku mencoba mengerti
Aku mencoba menerima

Satu kali
Dua kali
Tiga kali

Aku tidak lagi dapat mengerti lebih jauh
Apa maumu
Kenapa kamu tiba tiba begitu jahat
Aku sungguh terkejut dan terluka
Setelah aku tahu pandangan mu tentang aku selama 15 tahun
Menyakitkan

Terpaksa aku meninggalkanmu
Aku patah hati karena opinimu mematahkan hatiku
Kamu boleh meninggalkanku
Karena aku rasa kamu bukan teman sejatiku
Yang aku pikir kamu adalah my soul mate

Hidup ini harus berjalan
Persahabatan kita adalah pengorbanan bersama
Tapi aku tidak mau mengorbankan harga diriku yang sudah kamu ludahi

Aku tidak benci kamu
Karena aku bukan orang seperti itu
Aku akan tetap seperti aku
Tapi mungkin tidak akan di dekatmu lagi
Menjauhi kebencian dan amarah yang tidak berlandas

Sayang sekali
12 tahun kita bersahabat
Berfikir persahabatan akan sampai kita nenek nenek
Berantakan...

Kapan terakhir kali aku menangis?

Yang paling parah kira-kira 10 tahun lalu. Putus cinta. Umum.

Kemudian 3 tahun lalu ketika bapak meninggal dunia. Hampir sama parahnya, sesenggukan tiada henti-hentinya.

Putus cinta waktu itu memang sungguh meninggalkan trauma. Tanpa disadari hati ku mengeras. Memberikan efek negatif luar biasa.

Artinya sesudah tangisan ku yang menggerung gerung (tentunya sendirian) hatiku membeku tanpa aku sadari.

Efeknya luar biasa, aku tidak pernah bisa merespons dengan baik tentang hubungan pribadi yang melibatkan hati atau cinta.

"You are an ice queen" begitu kata mereka.

Sepuluh tahun lalu aku putus cinta dua kali. Yang pertama dengan seseorang yang kunikahi  22 tahun lalu atas nama cinta dan pengorbanan dan sepuluh tahun lalu cinta itu kandas. Yang kedua dengan seseorang yang begitu indah hadir dalam hidupku tapi harus kurelakan pergi karena jarak yang tidak memungkinkan membangun rumah cinta bersama ditahun yang sama.

Ice Queen never cried! dan itu kejadian nyata. Aku tidak pernah bisa menangis lagi. Putus sambung hubungan yang berhubungan dengan cinta, aku terima dengan santai. Well, we are not meant to be together, kataku. Eks-eks ku cuma melongo. No tears. No broken heart.

Aku lupa bagaimana rasanya menangis. Seberat apapun masalah ku, airmata tidak juga bisa turun. Kadang-kadang aku memikirkan hal yang sangat menyedihkan dalam hidupku. Tetap tak ada airmata. Mungkin airmataku sudah kering bersamaan dengan kandasnya cinta terindah yang pernah aku miliki.

Cinta dan airmata sahabat sejati. Ada cinta selalu ada airmata.

Tak ada cinta tak ada juga airmata buatku.

Jadi benarkah bahwa selama ini aku tidak pernah bisa menangis lagi karena ice mountain di hatiku belum mencair?

Cinta dan Legalitas


Melegalitaskan cinta di negara ini ribet. Apalagi jika pelakunya berbeda keyakinan.

Cinta di negara yang meyakini beberapa agama dan mengakui ke bersamaan itu indah, tidak seindah kenyataannya diatur sedemikian rupa dan hanya diperbolehkan menggunakan SATU saja rangkaian seremoni religius baru di nyatakan syah dengan bukti sebuah buku catatan pernikahan.

Ironisnya, cinta itu sendiri buta, tidak mengenal arti diskriminasi dan batasan usia, agama, suku dan warna kulit. Cinta menghampiri siapa saja tanpa embel-embel, it happens and its simple.

Jatuh cinta dengan seseorang yang berbeda keyakinan hanya punya dua pilihan jika ingin menikah. Pilihan pertama; patah hati karena tidak ada yang mau mengalah untuk melegalitaskan atas nama SATU kepercayaan. Pilihan kedua harus rela berkorban untuk berupacara dengan SATU kepercayaan.

Kalau kamu jatuh cinta pada seseorang yang berbeda, kamu harus siap berkorban atau mengorbankan kepercayaan yang kamu yakini, sungguh2 atau hanya demi sebuah buku. Kalau kamu tidak rela jangan jatuh cinta dengan seseorang yang "berbeda keyakinan", thats it!




Padahal memiliki sebuah keluarga didasarkan pada cinta adalah hak segala bangsa, segala usia, segala gender, segala kepercayaan dan segala suku. Sayang nya hukum di negara ini tidak mengatur pernikahan "grey" ceremony despite their religion. Sehingga banyak pasangan menikah di luar negeri hanya untuk menikah secara legal. Artinya sudah banyak pasangan yang mengabaikan arti "SATU kepercayaan" sebagai syarat untuk menyatukan dua hati.

Sudah waktunya negara ini memberikan kebebasan kepada warganya untuk menentukan jalan yang terbaik untuk masa depannya.

Pasangan yang berbeda keyakinan diperbolehkan untuk mencatatkan perkawinannya dan perkawinan mereka dianggap syah dengan syarat yang berhubungan dengan hukum sebagai warga negara yang menikah tanpa mencantumkan embel-embel persyaratan keyakinan tertentu.

Apakah kemudian akan ada upacara berdasarkan kepercayaan tertentu, seharusnya tidak diatur oleh negara ini. Suka suka kita dong, mau menikah dengan cara dan gaya apa yang jelas negara mengatur hukum perkawinan secara umum.

Artinya, apabila untuk mensyahkan "perkawinan" secara keyakinan masing masing merupakan tanggung jawab individu. Apakah perkawinan itu dianggap "tidak syah" di mata Tuhan masing-masing keyakinan seyogyanya menjadi urusan perorangan bukan negara ini sebagaimana dikatakan bahwa "dosa ditanggung masing-masing". Memangnya negara ini yang mau nanggung dosanya (kalau memang dianggap sinner).

Coba bayangkan berapa banyak kiranya pasangan yang patah hati. berpindah keyakinan, membuang uang kenegara lain atau kumpul kebo saja untuk mempersatukan ikatan cinta sepasang manusia. Maaf saya tidak bicara soal "restu" orang tua karena lain kasus. Buat saya apabila seseorang sudah dapat memutuskan untuk menikah (baca bukan karena "kecelakaan" dan dibawah umur) artinya dia sudah dapat bertanggung jawab atas dirinya dan pasangannya kelak, keputusan bukan di tangan orang tua.

Sehingga SATU TATA CARA sudah tidak dapat menampung aspirasi cinta masyarakatnya. Kita butuh "grey" legalitas yang pure berpatokan pada hukum perkawinan negara.

Perlindungan hukum atau tata cara yang apabila terjadi perceraian dari dua pasangan yang berbeda keyakinan, mengacu pada hukum perkawinan negara.

Menurut ku sih tidak ada hubungan antara perkawinan yang syah HARUS SATU KEYAKINAN dengan syahnya perkawinan secara hukum negara. Kita harus sudah mulai memisahkan tata cara perkawinan secara agama dan pernikahan secara hukum saja sebelum korban patah hati dan kumpul kebo semakin banyak dinegara ini  karena menyerah dengan persyaratan perkawinan.

Di negara ini dimana kepercayaan begitu kuat menikah dengan seseorang yang tidak seiman seharusnya merupakan tanggung jawab individu dimana pemikiran tentang membangun sebuah keluarga dengan dasar dan tujuan tertentu sudah di rencanakan dengan baik.

Cinta itu takdir atau pilihan


Judul diatas merupakan tema Blogger Bicara Cinta tanggal 21 Februari. Rencananya aku pengen ikutan kontesnya tapi karena ada tugas ke Bali, aku gagal postingpada dead line yang ditentukan. Ahh kecewa sih but what can I do?

Jadi aku posting saja di blog ku karena aku sudah mengumpulkan polling beberapa wanita sahabat ku mengenai judul diatas. Jadi daripada mubasir lebih baik di jabarkan disini.. LOL...

Kata mereka Cinta adalah takdir karena cinta tidak bisa diatur alias tidak bisa di kontrol harus jatuh cinta dengan siapa. Kalau cinta itu pilihan pasti semua orang bakal bahagia bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta.

Aku kepengen jatuh cinta dengan seseorang yang sungguh perfect, ganteng, muda, six pack sekaligus kaya raya.

Kalau cinta itu "pilihan" jalannya akan sungguh mudah apalagi orang yang kita pilih untuk kita cintai menerima cinta kita. Dunia ini nggak bakal mengenal kata "galau". Semua indah dan happy ending and last long lasting love. Trust me its gonna be boring world!

Tapi ternyata rasa cinta itu misteri, susah diatur dan suka sukanya. Jatuh cinta pada seseorang yang samasekali jauh dari perfect merupakan modus operandi cinta. Selalu jatuh cinta pada orang yang salah, takdir kah itu namanya?



Kalau takdir artinya diluar kendala kita, ditentukan sama yang diatas, diatur sama yang disono, aku pikir cinta itu takdir.

Menggali semua pengalaman cinta sahabat ku yang sudah menikah, mereka mengakui bahwa mereka menikah dengan orang yang kadar cintanya "cukup" saja ditambah embel-embel "logika" dan pandangan ke masa depan.

Ternyata mereka mencintai seseorang lain lebih dari suaminya sendiri. Cinta mereka diluar rumah. Mereka tidak bisa mengatur cinta mereka untuk seseorang yang telah mereka nikahi melebihi cinta mereka kepada seseorang yang tidak mereka nikahi. Entah bekas pacar, secret admirer, atau bahkan "lover"..

Aku sendiri putus sambung dalam hubungan cinta lebih dari 4 kali dan kalau boleh jujur yang dibilang cinta cuma satu saja. Selebihnya pilihan.

Aku menikah dengan orang yang aku cintai tapi kemudian cinta itu putus ditengah jalan. Nah namanya pilihan takdir!

Cinta adalah takdir.

Menikah adalah pilihan.

Menikah dengan orang yang kita cintai adalah takdir yang menjadi kenyataan.

Menurut ku dan menurut sahabat ku.

Menurut kamu?

ITS NOT ABOUT SOMEONE ELSE


I AM LEAVING YOU

There are so many reason that people left their married life. John told me that he got the reason when he left his married life and so does Jasmine.

BUT

In reality I know both of them has someone else before they decided to leave. Both of them convince me that
"It is not about someone else" or "It is not about her"

MORE

They said they don't have life as a couple anymore. They are growing apart and problems has been there for years. They said they have tried to make their partner changed, discussed it for years but the result is zero.
They said they were frustrated and did not know what to do.

SO

The problem was there years before they met someone.

Till then I met someone and it makes things different. The someone who they said understand them more as a friend and real partner.

Someone who show them different side of the world. Made  them thinking  the word of HAPPINESS in their remain years of life. People has a limit and thing happens for reason and someone makes them happy
Their role of someone is s a person who helps them decided what the best for them. They give the idea of HAPPINESS should be.

THE PARTNER

"I believe she left me because of someone else" Doni told me. "I believe he left me because of her" Katty told me.

Everything was all right before. Things went good before they meet with someone else. We only had little arguing there is not a "real" problem. "Jasmine can do her own things and I gave her space to do what she loves to do" "I always the one who hold my self not to go into any argument. I am doing my best to do both work and house work. What else he wants me to do?" Katty almost yelled to me when she said that to me.

ATTENTION, ROMANTIC,  AND  SEX

"Attention? Hmm well, I feel I have given what she wanted. Big nice house, nice life, car, money, everything. Yes, I admitted I did not really give her attention but she knows I am busy at work and always back home late" Doni explained

"Attention? I don't know. I don't remember. It is all just normal stuff, I did not give him some attention than I used to give him. It is just a routine after all we have been marriage for more than 20 years, what sort of attention he wants from me. Get real" Katty defending her action

"Sex? Well, I maybe not really thinking about is. It is quiet often I was back home late and I was busy at work! so then I just don't have energy even to think about sex. As far I remember we have not done it for the last 2 months. Jasmine seems ok with it. She did ask me for sex but seriously I was so tired and I think she understand that if man tired they cant perform well and I did not want disappointing her"

"I know sex is a bit problem. At my age now I don't feel the needs anymore. We have grown up kids and we have a grandchildren, sex is not our priority anymore. Yes, true, John has told me that he still has the needs and sex for man doesn't have limit age. BUT I am expecting he understand me that my body has been changing now and I just could not do it anymore. Its hurt me when I was doing it. What can I do? He should understand me!"

SO

Do you think John and Katty decided the right things that they want to be happy for the life remains. They said they will die of  boredom, no fun, no attention and no sex life. They have right to pursue their happines after they have tried to fix their marriage life.

It is not because someone else. It is because couples always think nothing wrong with their marriage life as long as they are still living in the same roof even though they bored each other.  When divorce is in front of their face they said and beg "I am sorry ok, I will change and fix the problem. I promised. Let's start again and I promised with my heart"

BUT

They forget that feeling and heart is not for them anymore. That no one can control their heart making the decision even stronger to leave.

THEN

They have to realize thing is too late already.

For my best friend who decided to make their life better by making a decision to leave their marriage life.

A Happy Divorce?



Read an article in one of the blog "I want a happy divorce" I have to agree that the fact that there were so many marriage couples not happy with their marriage and they choose to pursue their happiness through split process or divorce as their final decision, is their right.

Saya sendiri sudah berpisah (baca "informally divorce') selama 12 tahun dan saya bahagia dengan hidup saya sekarang. Berada dalam situasi yang sesungguhnya saya  harus menyangkal bahwa HAPPY DIVORCE is not 100% true and it is not always valid for our future.

Buku tentang perjalanan sebuah perkawinan yang gagal dan perkawinan yang sukses sudah pasti dituliskan berbeda. Selalu ada handicap didalam kisah perjalanan hidup kita para  pelakunya (baca "anak-anak", "exes" dan "keluarga besar"). Kekecewaan, kepedihan, kegalauan, kesulitan dan nama baik, selalu mengikuti kemanapun kaki melangkah didalam kehidupan sosial setiap individunya. Itu adalah kenyataan yang harus diakui bahwa "masa depan" akan dituliskan berbeda. What is happy divorce means at the end? The truth is there will be not that "happy" situation as people after their divorce. No matter what is the reason behind the divorces is.

Perceraian dan kebahagiaan adalah hak setiap individu. Sayangnya saya melihat begitu banyak kasus perceraian yang menurut saya karena sesungguhnya kita "malas". Malas untuk mempertahankan. Malas untuk memperbaiki komunikasi. Malas bekerja sama untuk mencapai kebahagian bersama. Malas berusaha.

Yang lebih parah adalah malas "berkorban" karena sama-sama merasa mempunyai kontribusi yang besarnya sama dan sama-sama merasa lebih baik dari yang lain.

Dulu menjadi seorang ibu dan seorang istri adalah pilihan tanpa perlu alasan. Pengorbanan untuk menjaga dan mendidik anak-anaknya, mengurus suami agar berkarir cemerlang dilakukan dengan bahagia dan iklas melakukannya.

Slogan "behind every great man there is a great woman" sudah tidak berlaku lagi sekarang. Semua wanita bebas menjadi "great woman" untuk diri sendiri berkesempatan berkarir dan pendapatan lebih besar sehingga sisi lembut sebagai seorang wanita terkaburkan karena seolah kita duduk sejajar dengan para suami dirumah. Sehingga pendapat suami harus di perdebatkan karena hak suara istri dan suami sama.

Dewasa ini sebuah perceraian bukan lagi hal yang membutuhkan waktu yang panjang untuk dipikirkan masak-masak dan diputuskan. Didalam setiap perdebatan yang menemui jalan buntu teriakan  "I want a divorce"  sering terlontar begitu saja. Didalam setiap permasalah kata-kata "I want a divorce"  merupakan jalan keluar yang begitu mudah. Mempertahankan sebuah perkawinan sama dengan mempertahankan cinta kita kepada pasangan kita?   Tidak ada lagi spirit of defense because we are lazy and want a instant way out. Divorce. Thats it.

Perceraian bisa diajukan jika alasan-alasan cerai yang disebutkan oleh UU Perkawinan.

Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
Salah satu pihak meninggalkan pihal lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin dari pihak lain dan tanpa alasan yang syah karena hal lain diluar kemampuannya.
Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain
Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri
Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup ruku lagi dalam rumah tangga


Alasan 1,2, 3 dan 4 menurut saya adalah alasan yang patut untuk mengajukan permohonan "cerai". Alasan 5 dan 6 adalah alasan yang mempunyai berat masalah sangat kecil  dan menurut saya belum patut  untuk dapat mengajukan permohonan perceraian.

Saya berani bertaruh alasan F adalah alasan yang di ajukan hampir 80% pasangan yang "pengen buru-buru" berpisah dari pasangannya dengan alasan "sepele".  Kalau mau jujur "perkawinan mereka tidak bermasalah" alias bingung "mau cari alasan apa untuk bercerai".

Saya memutuskan berpisah dengan pasangan saya karena saya sudah berusaha selama 12 tahun menjalani kehidupan perkawinan yang penuh dengan kekerasan dan kekhawatiran akan kehilangan nyawa saya dan anak-anak saya. Jadi apapun yang dikatakan oleh seorang Hakim maha Agung untuk mepertahankan perkawinan saya tidak akan membuat saya bertahan dalam perkawinan saya. Saya menyesal dan sangat sedih karena kekerasan tidak dapat menjadikan perkawinan saya berjalan mulus. Spirit of defense saya adalah selama 12 tahun dan terpaksa harus saya tinggalkan  karena keadaan sudah sangat membahayakan kelangsungan hidup saya sebagai wanita. Buat saya alasan itu adalah alasan yang tepat.

Anda yang sudah bercerai coba buka file anda saat anda mengajukan perceraian, apakah yang anda tuliskan sebagai alasan untuk bercerai? Bahagiakan anda dengan masa depan anda sesudah anda bercerai. Mari kita jujur pada diri sendiri. Perceraian adalah pilihan tapi mari kita kembalikan kepada hakiki perkawinan itu sendiri. Menerima didalam suka dan duka, didalam susah dan senang, berkorban bersama, membangun perkawinan yang telah kita pilih dengan pasangan yang kita cintai. Apabila sudah diambang batas perceraian tanyakan pada diri anda sendiri "sudah kah anda berusaha mati-matian untuk mempertahankannya"

Kenyataan banyak pasangan memilih untuk menjadi aktor "pura-pura bahagia", pura-pura cinta, pura=pura setia, just for the sake of their marriage life and the social norm should be, saya memandang dari kacamata positif bahwa mereka adalah orang-orang yang "berkorban" sehingga mereka termasuk dalam seseorang yang mengerti "spirit of defense" . Mengorbankan hati dan kebahagiaan diri sendiri bukanlah hal yang mudah bila dilakukan bertahun tahun. But what can you say? I say "Salute, my friend"

INI HARI TERAKHIRMU


Hari Jumat ini adalah hari terakhirmu. Adalah kemudian kita berbincang mengenai sesuatu yang cukup serius tidaklah direncanakan. Kita sudah biasa saling mengungkapkan apa yang dirasakan oleh kita masing-masing. Di kursi tempat kita merokok bersama. Kursi berwarna kuning itu terbuat dari besi, walaupun kursi itu keras dan tidak nyaman untuk di duduki, tapi aku selalu merasa nyaman bila ada kamu duduk di samping ku

Hari Jumat ini adalah juga Jumat siang yang begitu menyesakkan hatiku oleh karena berbagai hal. Terutama adalah karena si tolol Inggris yang kebetulan jadi boss kita memutuskan untuk menunda program yang sudah kurancang hampir 7 bulan Dan menundanya dengan alasan yang tidak masuk akal  dengan alasan tertolol yang pernah aku dengar dibalik keputusan itu. Tanpa analisa.Tanpa ba bi bu.Stupid, stupid, stupid, aku mengumpat. Aku sungguh terbakar dan sangat kecewa.

Kenapa Tuhan membiarkan orang-orang setolol dia jadi pengambil keputusan nomor satu di sini? Aku pikir, aku yang datang dari dunia ke 3 jauh lebih hebat dalam memutuskan sesuatu
Dan kemudian aku memutuskan untuk tidak mau tahu lagi mampuslah perusahaan ini dengan pemimpin dungu yang tidak tahu arah tujuan
Aku tidak mau tahu lagi …

Waktu itu aku hampir menangis karena marah
Tapi kemudian logika ku berkata, bahwa kejadian ini sama sekali tidak pantas di tangisi
Kenapa aku harus menangisi kebodohan mereka?
Aneh aku merasa lebih baik walaupun umpatan-umpatan indah tak dapat kutahan keluar dari mulutku

Kamu menemaniku di bangku panjang itu
Dan mendengarkan umpatan umpatan ku
Saat itu tidak ada siapa-siapa, disebelah sana ada beberapa orang
Tapi aku bilang “aku tidak ingin berbagi dengan siapa-siapa dulu”
Kita duduk disitu, aku berusaha menahan amarahku dengan susah payah dan berusaha keras untuk memahami apa yang ada di kepala sitolol Inggris itu.

Tiba-tiba perbincangan kita berjalan keluar dari topik kebodohan si tolol Inggris itu, kamu bilang bahwa sebelum kamu pergi kamu mau aku tahu bahwa kamu selalu mengharapkan semua hal terbaik akan terjadi dalam hidupku, bahwa suatu hari nanti aku akan menemukan seseorang pendamping hidupku, dan kamu akan selalu berdoa untukku agar aku kembali ke akar budaya timur yang kamu lihat telah sirna dalam diriku, itu kamu sampaikan perlahan takut menyinggung aku walaupun sebelumnya kamu meminta maaf bila kata-katamu akan menyinggung aku.

Aku tersenyum agak sinis kurasa, tapi aku tidak tersinggung, sungguh. Buat apa, aku kan bilang sama kamu bahwa aku selalu berusaha menghargai pendapat orang lain, siapapun dia termasuk kamu tentunya. Kuakui kamu sedikit mencubitku, tapi rasanya bukan karena kata-katamu, tapi lebih kepada tekanan kata-katamu yang menurutku itu adalah gambaran mu tentang aku. Bahwa sebagai perempuan timur, itu salahku menyukaimu. Hmm, aku menatapmu agak sinis dan bertanya “maksudmu, apa?” “aku adalah perempuan Jawa yang sangat menghormati akar budayaku. Akan tetapi pengalaman demi pengalaman menyatukan logikaku dengan batasan-batasan budaya yang terkadang sudah lawas. Itu tidak berarti melunturkan sifat ketimuranku. Begitu banyak aku melihat dan mengalami kejadian-kejadian yang bersinggungan dengan keperempuananku terutama perlakuan yang memisahkan gender belaka di negeri ini. Begitu merugikan kami sebagai seorang manusia berjenis kelamin perempuan. Aku capek dengan stereo type "Kita kan perempuan" "Kamu kan perempuan" Aku bilang padamu tidak ada istilah gender dalam kamusku" tidak sengaja aku menekankan pernyataan akhirku.

Aku tidak lagi hidup dalam alam pikiran Timur yang berkutat soal hak-hak manusia berdasarkan pemilahan gender belaka tanpa melihat bahwa wanita adalah yang punya hak-hak yang sama dengan laki-laki.  Apakah kamu kesulitan menempatkan aku sebagai seorang wanita timur karena kamu membalas rasa suka ku padamu?  dan samasekali tidak pantas aku mempunyai perasaan itu. Karena hanya laki-laki lah yang punya hak untuk memulai atau melakukan apa yang mereka pikir adalah pantas, karena kamu adalah laki-laki timur?

Wanita timur sepantasnya menikah, wanita timur itu harus dirumah, menjaga anak-anak, wanita timur itu harus hati hati dalam melakukan sesuatu karena berhubungan dengan reputasinya, dan tetek bengek peraturan peraturan yang mengikat seseorang dengan batasan sex (baca gender).

Sambil berdiri dihadapanmu aku menyulut rokokku yang ke 2, udara sungguh pengap disini, tak ada udara yang mengalir, agak sulit bernafas disini, aku merasa sesak. Bukan, bukan karena aku menyadari bahwa kamu adalah seorang laki-laki timur biasa, tapi lebih karena ini adalah hari terakhirmu di sini. Dan kita tidak akan lagi bisa bersama-sama rehat merokok atau berbincang tentang apa saja. Walaupun dalam hampir sebulan ini, kita saling memberikan sentuhan manis dan percakapan rahasia yang hanya kita yang tahu. Dimana suasana disekeliling kita adalah suasana yang penuh gairah nakal, yang tiba-tiba menyerang kita berdua untuk melakukan sesuatu lebih daripada sentuhan. "Kamu ingat itu, kita tidak pernah melanggar aturan apapun. Aku masih wanita timur dan selalu akan tetap menjaga norma-norma yang berlaku untuk hal yang satu ini." Kamu diam saja merasa terpojok.

Aku melihat matamu, menatapnya dalam-dalam tiba-tiba aku ingin menangis lagi. Anehnya bukan karena kamu atau karena aku tidak akan bertemu kamu lagi dalam suasana yang sama, setiap hari, setiap pukul 10, pukul 2 siang atau sore hari sebelum kamu pulang, Tapi lebih karena tiba-tiba hatiku bilang ini adalah akhir dari segala perasaan indahku padamu. Aku tidak ingin bersentuhan dengan seseorang yang mempunyai perasaan indah dan doa-doa yang menakjubkan buat aku hanya agar aku berfikir aku tidak sepantasnya menyukaimu. Katakan padaku siapakah yang bisa megontrol hatinya. Ini pandangan pertama yang menyadarkanku bahwa kamu berbeda dengan aku.

Kemudian aku duduk kembali disisimu, aku menunduk, bercampur aduk pikiranku, ada banyak hal, si tolol orang Inggris itu, situasi di kantor ini, dan tentang aku. Kemudian aku bilang “aku adalah seorang yang bebas, seseorang yang selalu melakukan yang terbaik buat diriku. Aku tahu sejauh mana batasan ketimuran itu dalam bermasyarakat. Tapi sudah lama aku tidak memasukkan adat ketimuran dan gender dalam daftar yang masuk dalam daftar pertimbanganku membuat keputusan untuk diriku” “Kamu mesti tahu, bahwa aku selalu menggantungkan semua hal yang tidak dapat kupecahkan ke tanganNYA, dan tentunya menurutku itu adalah hal yang terbaik buatku, sehingga apabila kemudian keputusanku itu salah, aku tidak akan menyesal. Karena aku lah yang memutuskannya bukan orang lain” Kamu terdiam memandang aku. Tiba-tiba aku merasa suasana menjadi janggal. Aku diam saja. Menunggu kamu bicara lagi mengenai segala hal yang baik-baik buat aku. “Terima kasih sudah memikirkan aku sampai sejauh itu”kataku.  Tapi aku merasa tembok kita menjadi semakin tinggi. Aku tidak melihatmu lagi. Kamu kemudian berkata “Maafkan aku dan semua sentuhan ku padamu. Aku takut, setan telah mengganggu kita Natasaha"  Aku tertawa dalam hati “oooh jadi itu semua setan, of course, setan lah yang salah sewaktu kamu menyentuh aku”. Asal kamu tahu bahwa aku tidak lagi mengenal setan-setan yang konon kabarnya bergentayangan disekitar dua orang yang saling menyukai kalau sedang berduaan. Kamu pikir aku percaya? Mungkin dulu waktu SMA aku kenal itu, ibuku selalu bilang jangan berdua-dua kalau malam banyak setan bergentayangan. Tapi sekarang? Hal itu bisa dijabarkan dengan mudah. Secara biologi ketertarikan kepada seseorang mempengaruhi sebagian kerja tubuh, aliran darah yang tiba-tiba menjadi cepat dan detak jantung yang lebih kencang, semuanya memberikan sinyal keinginan paling dasar mahluk hidup untuk mewujudkan satu keinginan “bersentuhan” atau bahasa Inggrisnya “chemistry”. Kamu tahu itu kan? tanda-tanda ketertarikan normal setiap mahluk hidup.

Bahwa sinyal itu bisa terkirimkan begitu saja ke pada siapa saja terutama kepada seseorang yang disukai, kita tidak bisa mengontrolnya akan tetapi dapat menyembunyikannya. Kalau kamu menyukai seseorang keinginan untuk bersentuhan atau lebih dari itu adalah hal normal yang bisa dijelaskan dengan ilmu. Itu bukan kerja setan. Dan itu semua menjadi tanggung jawab kita sebagai manusia bukan setan. How come? Itu pandanganku. Kenapa bisa kita begitu berbeda?

Aku tidak banyak bicara lagi. Seseorang datang dan menanyakan berita terakhir program training kantor, aku jawab singkat “yah baik-baik saja” lalu aku bangkit dan berjalan kearah lift tanpa melihat kamu. Kamu mengejar aku, Nat, kamu tidak marah dengan aku kan? Maaf kalau kamu tersinggung” Aku menatapmu aneh dan kemudian tertawa “No, what for? Kamu bukannya mau sholat?” kataku sambil melihat celanamu yang sudah digulung setengah betis. Kamu juga tertawa, lebih keras dari aku “Hahaha, aduh aku sampai bingung, aku pikir kamu marah, iya kenapa aku gulung celanaku ya?” katamu sambil menurunkan celanamu kembali “Aku tinggalkan kamu karena aku pikir kamu mau sholat” kemudian kita berdua masuk kedalam lift. Kita berdiri berjauhan. Kenapa situasi kita menjadi aneh?

Kita berpisah dan masuk melalui pintu yang berbeda. Aku langsung menuju ruang meeting, disana sudah menunggu beberapa teman untuk berdiskusi lebih lanjut tentang batalnya program training ini. Aku tidak lagi memikirkan kamu. Aku menelpon si tolol inggris itu dan melalui speaker telepon rekan yang lain dapat mendengar apa yang dikatakannya, aku sampaikan kepada dia betapa konyolnya membatalkan program training yang tinggal beberapa hari lagi dan membuat semua karyawan lebih tidak percaya pada manajemen adalah gambaran terburuk yang aku sampaikan. Tapi aku sudah tidak punya lagi semangat, tidak memaksanya dan kemudian aku merasa bahwa pikiranku yang capai menyerah. Dan menjadi tidak peduli. Why should I give a damn? Aku menutup percakapan kami, dan rekan-rekan ku saling memandang dan menghela nafas, berat, dan marah. Aku tahu mereka semarah aku. Aku menangkupkan tanganku kewajahku. Pasrah, marah dan lelah.

Aku kembali ke mejaku dan mulai menulis email. Pikiranku dipenuhi oleh kemarahan dan kekecewaan, bunyi tombol-tombol huruf di keyboard terdengar keras. Tiba-tiba aku melihat kamu melintas di depan ruang ku menuju ruang akunting. Kosentrasiku terpecah sesaat, otomatis aku melihat jam didinding. 4.40, pantas sudah waktunya pulang. Sudah waktunya kamu berpamitan dengan rekan yang lain. Kemudian kamu mendatangi ruanganku. Ada Bian disitu sedang membantu aku mengarang email mengenai program training yang diundur. “Natasha, aku pamit dulu, maafkan seandainya ada kesalahanku selama kita bekerja sama” Bian menyambut tanganmu dan berkata “Semoga sukses”. Kamu memandang aku, “Nat?” Aku masih memandang layar monitor, “Aduh, kamu tidak keberatankan menunggu aku menyelesaikan emailku? pintaku, aku tidak ingin kehilangan saat terakhirmu, kamu setuju saja “Oke, aku juga mesti menyelesaikan sesuatu dulu” kemudian kamu pergi. Setelah emailku selesai dan terkirim aku menghampirimu, “Aku sudah selesai. Aku tunggu kamu dibawah ya?”.

Beberapa teman sedang bermain tenis meja, aku memasukkan tasku kedalam mobil. Aku melihat kamu menuju mobilku.

“Nat, aku sudah selesai, dan aku mau pulang” katamu sambil menyodorkan tanganmu, aku melihat kamu, kusambut tanganmu, sambil kucium pipimu, kita berpelukan sedetik. Cuma sekejap walaupun aku ingin lebih lama, tapi sesuatu menahanku, perasaanku tidak lagi sama? Entah. “Semoga kamu sukses ditempatmu yang baru. Keep in touch ok? Sorry kalau aku pernah membuat kamu sakit hati”. Kemudian kamu meninggalkan aku. Aku memandangi punggungmu yang menjauh.

Aku ingin bercakap lebih lama denganmu karena ini hari terakhirmu tapi sungguh tidak mungkin. Aku merasa sesuatu hilang dari hatiku. Kekosongan sekaligus kelegaan luar biasa. Aku menyadari bagaimanapun segala kultur berdasarkan gender adalah bukan aku. Pernyataan mu menyadarkan ku bahwa sebagai seorang laki-laki timur kamu boleh melakukan apa saja termasuk mengirimkan getaran-getaranmu kepada ku. Tembok lain yang membuatku berfikir "Oops sorry kamu adalah laki-laki timur" Aku tak mungkin menembus  tembok itu.

Biarlah perasaan kita hanyalah milik kita, karena memang tidak akan ada yang pernah tau. Siapapun itu, hanya kamu dan aku. Karena aku seorang wanita timur yang menjaga kehormatan dan reputasiku. Begitu bukan seharusnya?

Hari terakhirmu adalah akhir dari perasaan indahku. Kita berbeda dibatai banyak hal.

SENTUHAN RAHASIA KITA

Aku tidak tahu apakah kamu tahu bahwa setiap sentuhan mu, menggetarkan hatiku dan begitu menyenangkan. Walaupun hanya sepersekian detik. Entah kenapa sentuhan itu terasa begitu lepas, lembut dan wangi.

Kenapa kamu lepas pegangan tanganmu sewaktu kita menyebrang?
Kamu takut orang menduga yang tidak-tidak mengenai kita?
Hahaha, kemungkinan itu besar sekali memang, tapi kenapa kita harus khawatir, kita memang tidak punya sesuatu yang perlu disembunyikan bukan? Kita hanya teman biasa.
Atau mungkin memang ada sesuatu?
Mungkin. Buat aku.

Sungguh, kalau aku tidak ingat bahwa kamu adalah teman dekatku mungkin aku sudah berterus terang sama kamu bahwa aku suka sama kamu. Biar kamu mengerti. Ah tapi aku merasa bahwa kamu bisa merasakan bahwa sentuhanku bukanlan sentuhan seorang teman. Aku suka menyentuh kamu karena aku suka. Terjadi begitu saja. Karena begitulah aku. Aku suka menyentuh seseorang yang aku suka. Mencium kepalanya. Memijatnya. Atau mencium bibirnya. Yang tentunya itu tidak akan pernah terjadi pada kamu. Karena kamu adalah seorang laki-laki yang tidak bebas lagi.

Rasanya senang. Kalau kita bisa saling bersentuhan walau cuma sekejap. Aku bisa merasakan kehangatannya, seolah ada aliran listrik kecil yang mengalir dari jemarimu. Mudah-mudahan hanya aku saja yang merasakannya. Karena aku lah yang suka kamu. Mudah-mudahan kamu tidak merasakan hal yang sama ketika aku menyentuh kamu. Karena kamu menganggap aku teman (biasa). Hahaha... aku takut karena perasaan ku bukan seperti kepada teman (biasa).

Kalau kamu tidak sengaja membimbingku dengan menyentuh pinggang ku. Aku suka sekali. Dan aku mau kamu memegang lebih lama. Kalau mau bicara jujur aku mau kamu lebih merapatkan badanku. Pasti sensasional. Dan pasti aku akan bisa mencium mu. Tapi aku jamin itu tidak akan terjadi. Karena aku ingin sentuhan kita adalah milik kita. Kehangatan nya adalah kehangatan rahasia milik kita. Didalam diam. Dan yang jelas aku tidak mau kamu tahu. Karena aku tidak mau menghancurkan kehangatan dalam diam yang menyenangkan milik aku dan kamu.

Biarlah rasa itu menjadi milik ku saja.
Jangan juga menjadi milik kamu.
Karena aku tidak mau mengganggu hidupmu yang indah.

About Me

My photo
I am ME In all the world there is No one else exactly like me There are persons who have Parts like me, but no one who Adds me up exactly like me Therefore, everything that comes out of me is authentically MINE because I alone chose it “Virginia Satir”