Thursday, April 5, 2012

I love you Mom…

Kisah liburan yang menakjubkan 









Enam hari di Bali dengan Ibu memberikan pengalaaman batin dan emosi yang luar biasa buat aku.


Lima tahun lalu adalah liburan ke luar kota yang terakhir, itupun dengan rombongan, kali ini hanya aku dan ibu saja, pasti bakal berbeda. 


Menjalani hari hari berdua menyadarkan ku bahwa begitu banyak hal-hal tentang ibu yang terlewatkan. Padahal boleh dibilang hampir setiap hari aku mengunjungi ibu. Rumahku hanya berjarak 10 KM dari rumah ibu. Status ku sebagai pengangguran elite membuat aku kaya waktu untuk menyambangi ibu di waktu jeda jadi supir anakku. 


Setiap hari pula aku masih melihat ibu  tidak berubah, banyak kegiatan dari olah raga, datang kawinan, melayat, pengajian atau arisan. Di hari padatnya ibu juga masih punya salon kecil yang dikelolanya setiap hari jadi boleh dibilang sibuk deh.  


22 tahun aku merasa tidak ada yang berubah dari Ibu, sehingga aku merasa bahwa ibu adalah orang yang sama sewaktu aku masih anak-anak.


Sewaktu di Bali Ibu dan aku tinggal di rumah dinas adik. Tujuan ke Bali nengok adik yang kurang sehat sekaligus jalan-jalan ke Bali (huh? agak tidak nyambung nih). Sayangnya waktu kami kesana adik kembali sakit, otomatis kami berdua (Ibu dan aku) mengurus adik dan kami lebih banyak menghabiskan waktu berdua saja.


Kebetulan kami disewakan mobil jadi kami bisa jalan-jalan keliling. Ibu ikut kemanapun aku pergi. Bahkan aku membawanya berkeliling karena salah jalan. Berkali kali ibu menguji kesabaranku atas komentarnya dan pendapatnya tentang arah dan jalan yang kupilih. Kadang-kadang aku hampir kehilangan kesabaran diantara kebingunang memilih jalan dan suara ibu yang terus berkomentar "aduh kenapa bisa salah lagi" "Ayo cepat putar disini, kalau memang salah jalan" "Tanya tuh sama tukang parkir" dll. Whoaa, sabar, sabar, aku sadar bahwa ibu semakin cerewet karena ibu sudah sepuh sehingga khawatir berlebihan. 


Sewaktu kami berjalan bersama aku tersadarkan bahwa ibu tidak lagi segesit dulu, jalannya pun pelan-pelan, naik turun mobil pun hati hati. Dulu aku selalu berada jauh didepannya sekarang aku harus berjalan disampingnya. Aku harus memegangi dia untuk untuk naik turun tangga atau eskalator. Ada banyak hal lain yang aku lihat bahwa kekuatan tubuh ibu menurun.


Bukan itu saja ternyata aku juga baru tahu kalau ibu takut suasana baru, rumah adik cukup besar dan terdiri dari 2 lantai. Setiap malam ibu  menunggu aku di ruang tamu karena ibu tidak berani tidur sendiri. Terpaksa aku harus rela tidur cukup sore karena aku nggak tega melihat dia tertidur di tempat duduk. 


Tapi ada yang tidak berubah dari ibu, ibu adalah perempuan polos yang ceplas ceplos. Seperti waktu jalan jalan di Kuta, "Wuih banyak bener bule disini ya, kok kaya bukan Bali" "Tuh semua pake celana pendek, bener kamu ya kalo ke Bali itu ya pake celana pendek" hehehe "Mom, Kuta gitu loo, isinya ya bule dan celana pendek"


"Lo itu bule dah tua gitu kok sama anak kecil to? itu pasti cuma penunjuk jalan kali ya?" Wadoh Mom, guide mah nggak ampe malem dan nggak pake acara pegangan tangan" ada-ada aja si Mommy. Katanya sih beliau sudah pernah ke Bali bolak balik, berarti tahun berapa ya itu dimana Bali belum banyak bule?? LOL.. 


Satu lagi yang tidak berubah ibu masih menerima banyak compliment betapa cantiknya ibu diusia yang sekarang. Aku bangga sekali. 


Dan Ibu tetaplah seorang ibu yang walaupun anaknya sudah berkeluarga, punya anak dan usinya sudah kepala 4, ibu masih mengurus anaknya seperti kita kecil. 


"Kita harus mampir loe belikan bubur ayam untuk adik" "Tapi tempat bubur ayam itu jauh lo kita harus muter lagi tuh kearah sana" "Ya sudah nggak apa2, adikmu kan nggak bisa makan selain bubur ayam" Ihhh... itu hanya salah satu saja. Ibu juga selalu bersih bersih, cuci baju, cuci piring, menyiapkan minum hangat untuk kami. 


Aku berkeberatan tapi aku tidak ingin mengecewakan dia karena dengan itu dia merasa perannya sungguh berarti didalam hidup anak-anaknya. She should not do that though but I believe she will do whatever for her children's happiness.


Aku bersyukur bahwa Ibu masih sehat. Ibu masih kuat berjalan jauh walaupun pelan-pelan. Ibu sehat saja walaupun Bali sungguh panas dan dia selalu mandi kerinat.


Aku tidak percaya bahwa fisik ibu berubah seiring dengan usianya. Aku menyangkal hal itu. Aku tidak mau ibu tua. Aku mau selalu jadi anak perempuan kecilnya. 


Walaupun tidak seorangpun dapat menahan jalannya usia tapi Ibu ku adalah wanita terhebat di dunia  dan akan seperti itu selamanya setua apapun.


Aku harap ibu kalian pun wanita hebat dengan karakter unik yang membuat kita makin mencintainya setiap hari.


Jangan sia-siakan waktu kalian bersama ibu karena waktu itu tidak akan pernah kembali.


Perjalanan ini merupakan perjalanan berharga yang mengingatkan ku untuk lebih banyak memperhatikannya, menghabiskan banyak waktu selagi aku bisa dan memberikan kebahagiaan buat dia. Aku belajar untuk lebih bersabar, berjalan selalu disisinya, mengemukakan apa maunya, dan lebih mengasihinya. Aku rasa ibu juga lebih mengenal aku yang sekarang.




I love you Mom. Forever.

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
I am ME In all the world there is No one else exactly like me There are persons who have Parts like me, but no one who Adds me up exactly like me Therefore, everything that comes out of me is authentically MINE because I alone chose it “Virginia Satir”